kesehatan mental remaja menurut WHO
Kesehatan Mental Remaja Menurut WHO. Sumber : www.canva.com

Kesehatan Mental Remaja Menurut WHO

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memandang bahwa kesehatan mental remaja merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting dan perlu diberi perhatian yang serius.

Kesehatan mental yang baik dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang secara keseluruhan, termasuk dalam hal prestasi akademik, hubungan sosial, dan kesejahteraan fisik.

WHO memperkirakan bahwa satu dari lima remaja mengalami masalah kesehatan mental. Karena itu, upaya untuk meningkatkan kesehatan mental remaja perlu dilakukan secara holistik, melalui pendekatan yang melibatkan semua pihak yang terlibat, termasuk keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah.

WHO mengidentifikasi beberapa masalah kesehatan mental yang sering dialami oleh remaja, antara lain depresi, kecemasan, dan perilaku menyimpang seperti penggunaan obat-obatan terlarang, perilaku seksual yang berisiko, dan perilaku agresif.

Depresi adalah gangguan mental yang sering terjadi pada remaja dan dapat menyebabkan gejala seperti perasaan sedih, kehilangan minat dan motivasi, serta perubahan perilaku seperti isolasi sosial dan penurunan kinerja akademik.

Kecemasan adalah respon normal terhadap stres dan tekanan, tetapi jika terjadi secara berlebihan, dapat memengaruhi kesehatan mental remaja dan memicu gejala seperti ketakutan yang tidak beralasan, keringat dingin, gemetar, dan kesulitan tidur.

Remaja yang mengalami perubahan perilaku, mood, kesulitan berkonsentrasi, atau penurunan berat badan perlu memperhatikan kesehatan mental mereka[1]

WHO juga menyoroti pengaruh media sosial dan teknologi digital pada kesehatan mental remaja. Pada era digital ini, remaja sering terpapar informasi yang berlebihan, termasuk gambar yang merugikan dan norma sosial yang tidak realistis.

Hal ini dapat memengaruhi persepsi diri remaja dan meningkatkan risiko terjadinya masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan. Selain itu, penggunaan teknologi digital yang berlebihan dapat memicu masalah kesehatan mental seperti gangguan tidur dan isolasi sosial.

 

WHO juga menggarisbawahi pentingnya dukungan sosial dan lingkungan yang sehat dalam meningkatkan kesehatan mental remaja. Keluarga, teman, dan guru dapat memberikan dukungan yang penting bagi remaja dalam menghadapi masalah kesehatan mental.

Selain itu, lingkungan yang aman dan mendukung seperti sekolah dan masyarakat dapat memberikan dukungan yang penting bagi remaja dalam mengatasi stres dan tekanan sehari-hari.

 

Untuk meningkatkan kesehatan mental remaja, WHO merekomendasikan adanya upaya lintas sektor yang terkoordinasi antara keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah.

Keluarga dapat membantu remaja dalam membangun keterampilan sosial dan emosional yang baik, serta memberikan dukungan yang tepat ketika remaja mengalami masalah kesehatan mental. Sekolah dapat memainkan peran penting dalam memberikan edukasi tentang kesehatan mental dan mendorong lingkungan yang mendukung dan aman bagi remaja.

Masyarakat dan pemerintah dapat memfasilitasi akses remaja terhadap layanan kesehatan mental yang tepat, seperti konseling dan terapi. Selain itu, pemerintah dapat mengembangkan program-program yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan mental remaja, seperti program yang mengajarkan keterampilan pengelolaan emosi, program anti-bullying, dan kampanye publik tentang kesehatan mental.

Selain itu, WHO menyarankan adanya pendekatan yang responsif terhadap kebutuhan khusus remaja. Remaja dengan kebutuhan khusus, seperti remaja dengan disabilitas atau remaja yang berasal dari keluarga yang kurang mampu, dapat memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap masalah kesehatan mental.

Oleh karena itu, diperlukan upaya yang khusus dan terintegrasi untuk meningkatkan kesehatan mental remaja dengan kebutuhan khusus.

 

Penting juga untuk menekankan pentingnya pendekatan preventif dalam meningkatkan kesehatan mental remaja. Mencegah masalah kesehatan mental lebih baik daripada mengobati masalah tersebut setelah terjadi.

Upaya preventif dapat dilakukan melalui pengembangan program-program yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan sosial dan emosional remaja, serta melalui kampanye publik yang meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental.

 

Kesimpulannya, kesehatan mental remaja merupakan masalah yang penting dan perlu diberi perhatian serius oleh semua pihak yang terlibat.

WHO merekomendasikan pendekatan holistik yang melibatkan keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah, serta menekankan pentingnya dukungan sosial, lingkungan yang sehat, dan pendekatan preventif dalam meningkatkan kesehatan mental remaja.

Upaya preventif juga harus diutamakan untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan mental pada remaja. Semua pihak harus bekerja sama dan terkoordinasi dalam upaya meningkatkan kesehatan mental remaja, sehingga remaja dapat tumbuh dan berkembang secara sehat dan berbahagia.

[1] https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/362/mengenal-pentingnya-kesehatan-mental-pada-remaja diakses 26 Februari 2023

About Admin

Penulis adalah salah satu guru SMK di Jawa TImur yang memiliki minat terhadap kajian psikologi dan pendidikan terkini di Indonesia

Check Also

Outcome Based Education (OBE)

Outcome Based Education (OBE) adalah pendekatan pendidikan yang berpusat pada siswa yang berfokus pada hasil …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *