Depresi adalah gangguan kesehatan mental yang kompleks yang dapat memengaruhi seseorang secara fisik, emosional, dan kognitif. Meskipun tidak ada penyebab tunggal depresi, beberapa faktor dapat berkontribusi terhadap perkembangan kondisi ini, termasuk faktor biologis, pengaruh lingkungan, dan pengalaman hidup.
Pada artikel ini, kami akan mengeksplorasi penyebab potensial ini dan menawarkan tip tentang cara mengatasinya.
Penyebab Biologis, Termasuk Faktor Genetik dan Hormonal.
Penelitian telah menunjukkan bahwa genetika dan hormon keduanya dapat berperan dalam perkembangan depresi. Misalnya, mereka yang memiliki kerabat dekat dengan depresi mungkin lebih mungkin mengalaminya sendiri.
Selain itu, fluktuasi kadar hormon akibat stres, kehamilan, atau menopause semuanya dapat berkontribusi pada perkembangan kondisi ini. Penting juga untuk dicatat bahwa kondisi medis tertentu juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami depresi.
Penyebab Psikologis, Termasuk Stres, Kecemasan, Trauma, dan Distorsi Kognitif.
Penyebab psikologis semakin dikenal sebagai pemicu potensial depresi. Merasa diliputi stres, mengalami trauma berkepanjangan atau berat, atau menghadapi pola pikir yang tidak membantu dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini.
Kecemasan sudah diketahui buruk bagi kesehatan fisik dan mental, tetapi juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang semakin meningkatkan risiko depresi. Demikian pula, pengalaman seperti kehilangan orang yang dicintai atau penolakan pribadi dapat memengaruhi harga diri kita secara negatif, yang penting untuk kesehatan mental yang baik.
Akhirnya, misalkan pikiran kita dipengaruhi oleh distorsi kognitif seperti melompat ke skenario terburuk atau membungkuk ke belakang untuk menyenangkan orang lain. Dalam hal ini, ini dapat merusak kesehatan mental kita.
Penyebab Sosial Terkait Pendidikan, Pekerjaan dan Hubungan.
Penyebab sosial depresi mungkin terkait dengan status pendidikan, pekerjaan, dan hubungan seseorang yang sebenarnya atau yang dirasakan. Pengangguran dapat mengeja perasaan tidak mampu secara finansial dan merasa terputus dari teman-teman yang berhubungan dengan pekerjaan.
Selain itu, jika seseorang merasa kurang berprestasi dalam studi akademiknya karena rendahnya harga diri yang terkait dengan depresi, hal itu dapat semakin memperburuk kondisinya. Akhirnya, hubungan keluarga berpenghasilan rendah dan kesulitan membentuk persahabatan antarpribadi yang sehat dapat memicu gangguan mood seperti depresi klinis.
Penyebab Lingkungan Terkait Nutrisi, Kurang Tidur, Memperkenalkan Narkoba dan Alkohol.
Penyebab depresi lingkungan termasuk akses terbatas ke kebutuhan dasar seperti makanan sehat dan istirahat yang cukup. Kurang tidur dapat memicu pelepasan kortisol, hormon stres, yang terkait dengan gejala depresi.
Demikian pula, gizi buruk dapat menyebabkan kekurangan gizi yang mengubah kadar serotonin, dopamin, dan hormon lain yang berkaitan dengan kesehatan mental. Selain itu, memperkenalkan narkoba dan alkohol dapat memperburuk gejala kesehatan mental jika tidak dikelola dengan tepat.
Dampak Gen pada Risiko dan Keparahan Depresi.
Meskipun penyebab depresi tidak sepenuhnya dipahami, penelitian telah mengidentifikasi komponen genetik yang vital. Gen spesifik terkait dengan peningkatan risiko depresi dan memengaruhi keparahan.
Di sisi lain, faktor psikologis seperti trauma masa kanak-kanak atau kejadian buruk dalam hidup dapat semakin meningkatkan risiko ini. Penting untuk diperhatikan bahwa tidak semua orang yang mewarisi salah satu gen risiko ini akan mengalami depresi seumur hidup.
Sebaliknya, mereka mungkin lebih cenderung mengalami masalah kesehatan mental tertentu dengan faktor lingkungan tambahan yang diperlukan untuk memicunya.