pendidikan karakter Indonesia
gambar merupakan improvisasi dari konten yang diambil dadri www.pngwing.com

Pendidikan Karakter di Indonesia (4)

Pendidikan karakter adalah pembinaan metode berpikir dan berperilaku yang merupakan ciri khas individu dalam masyarakat. Berpikir adalah proses mengatur dan mempertimbangkan informasi yang tersedia dalam mencapai solusi (De Bono dalam Syahrin, 2019).

Dalam pandangan Thomas Lickona pendidikan karakter adalah upaya yang sungguh-sungguh dalam membantu seseorang agar ia mampu memahami, memperhatikan dan melaksanakan nilai-nilai karakter inti. Menurutnya, karakter erat hubungannya dengan pengetahuan moral, sikap serta perilaku.

Berpijak pada tiga komponen tersebut dapat disebutkan bahwa karakter yang baik didukung atau dibentuk dengan pengetahuan tentang kebaikan, kehendak untuk melakukan hal baik, dan melakukan perbuatan baik.

Penguatan pendidikan moral dalam konteks saat ini sangat sesuai dalam menanggulangi krisis moral yang sekarang melanda dunia pendidikan. Meningkatnya pergaulan bebas, kebiasaan menyontek/menjiplak, dan perusakan harta benda orang lain telah menjadi problem sosial yang belum terselesaikan sepenuhnya.

Dalam pernyataan Wahyuni dan Ibrahim (2013) disebutkan bahwa pendidikan karakter dan budaya nasional dijalankan melalui pendidikan nilai atau kebajikan yang merupakan nilai-nilai dasar budaya dan karakter nasional. Pendidikan karakter dan budaya nasional pada dasarnya adalah pengembangan nilai-nilai yang berasal dari wordlview atau ideologi bangsa, agama, budaya dan nilai-nilai Indonesia yang dirumuskan dalam tujuan nasional pendidikan.

Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter memiliki tujuan yaitu membina dan membentuk bangsa yang kuat, kompeten, memiliki keluhuran karakter, moral yang tinggi, semangat akademik, berorientasi pada sains berdasarkan iman dan ketakwaan pada Tuhan Maha Kuasa.

Pendidikan yang diterapkan di sekolah mengharuskan pesreta didik untuk memaksimalkan keterampilan kognitif dan kemampuan yang pada akhirnya dapat diterapkan dalam dunia pendidikan dan masyarakat. Pelaksanaan pendidikan karakter akan melibatkan berbagai aspek pengembangan siswa, baik kognitif, konatif, afektif, dan psikomotorik secara keseluruhan (holistik).

Proses Pendidikan karakter tidak bisa menjadi proses satu arah seperti yang terjadi dalam pembelajaran pada mayoritas bidang studi yang merupakan transformasi informasi. Akan tetapi itu tidak berarti bahwa “Pendidikan karakter” menjadi mata pelajaran khusus yang diajarkan sebagai bidang studi. Hal tersebut karena karakter tidak bisa dibentuk dalam waktu yang sebentar atau instan yang dapat diperebutkan atau diimpikan (Wibowo, 2013).

Fungsi Pendidikan karakter adalah mengembangkan potensi dasar untuk memiliki hati yang baik, berpikir positif, dan berperilaku baik. Upaya mewujudkan pendidikan karakter tidak dapat dilakukan oleh satu pihak. Pendidikan karakter harus juga dilakukan oleh sekolah, masyarakat, dan keluarga sebagaimana disebutkan dalam tulisan sebelumnya(lihati di sini). Kerjasama yang baik antara guru di sekolah, orang tua dan masyarakat akan membantu dalam proses pelaksanaan pendidikan karakter dengan baik.

Zubaedi (2011:144) menjelaskan bahwa keluarga adalah dasar untuk pendidikan karakter. Tidak terlampau salah jika dikatakan bahwa krisis karakter yang terjadi di Indonesia saat ini merupakan cerminan dari kegagalan pendidikan dalam keluarga. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama di mana manusia sejak usia dini mempelajari konsep baik dan buruk, tepat dan tidak pantas, benar dan salah. Dengan kata lain, Pendidikan karakter ada dalam lingkungan keluarga, karena dalam keluargalah ia sadar akan lingkungan, belajar nilai-nilai atau moral. Pendidikan dalam keluarga ini akan menentukan seberapa jauh seorang anak dalam proses menjadi orang yang dewasa dalam pemikiran, memiliki komitmen terhadap nilai-nilai moral tertentu, seperti religious, cinta tanah air, jujur, tanggung jawab, dan lain sebagainya.

Pendidikan karakter berusaha menumbuhkan kepribadian yang lengkap, terampil dalam berbicara, menggunakan simbol dan sinyal yang secara faktual tersampaikan dengan baik. Manusia menciptakan dan menghargai estetika yang didukung oleh kehidupan yang kaya dan disiplin (Zubaedi, 2011: 40). Untuk menerapkan pendidikan karakter di lembaga pendidikan, kita perlu merencanakan manajemen. Perencanaan merupakan aspek penting dari manajemen pendidikan di sekolah. Manajemen pendidikan karakter yang dilaksanakan harus efektif dan efisien agar sesuai dengan arah yang diinginkan. Sejauh ini, kita telah melihat fakta di lapangan, kata karakter hanya disebutkan dalam perbincangan tapi faktanya adalah karakter siswa jauh dari yang diharapkan.

About Admin

Penulis adalah salah satu guru SMK di Jawa TImur yang memiliki minat terhadap kajian psikologi dan pendidikan terkini di Indonesia

Check Also

Outcome Based Education (OBE)

Outcome Based Education (OBE) adalah pendekatan pendidikan yang berpusat pada siswa yang berfokus pada hasil …