Pendidikan karakter terdiri dari dua suku kata yakni pendidikan dan karakter. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata pendidikan memiliki arti upaya mendewasakan manusia melalui sebuah pengajaran demi mengubah sikap dan tingkal laku seseorang atau kelompok.
Bapak Pendidikan Nasional Indonesia yakni Ki Hajar Dewantara juga menyumbangkan pemikirannya tentang pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantara arti Pendidikan ialah tuntutan dalam proses kehidupan anak-anak. Maksudnya yaitu pendidikan adalah hal yang harus mendominasi pada proses tumbuh kembang anak, agar keselamatan dan kebahagiaan yang haqiqi dapat meraka capai sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat.
Maka secara garis besar pengertian pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang yang dimulai sejak kecil agar kelak saat dewasa menjadi pribadi yang hidup sesuai dengan tuntutan menjadi manusia.
Kata yang kedua yakni karakter. Kata Karakter dalam KBBI adalah ciri-ciri psikologis, moral, atau karakter yang membedakan satu orang dari orang lain. Karakter bisa dipengaruhi oleh unsur eksternal. Misal seorang anak diasuh sejak kecil oleh neneknya, sehingga ketika besar karakter anak lebih condong kepada neneknya daripada orang tuanya. Karena sedari kecil anak lebih memperhatikan bagaimana tingkah laku nenek dibandingkan dengan orang tunya.
Berbeda dengan watak, karena watak adalah sifat asli yang sudah tertanam pada diri individu tanpa ada faktor eksternal. Hal ini yang memungkinkan seorang anak meskipun sedari kecil diasuh oleh selain orang tua, tetapi tetap memiliki sebagian sifat yang sama dengan orang tuanya. Atau dalam bahasa islam karakter lebih dikenal dengan menggunakan istilah Akhlak.
Akhlak sendiri terbagi menjadi dua. Yakni, mahmudah atau terpuji dan madzmumah atau tercela. Dianggap terpuji jika yang dilakukan adalah hal yang diperintah Allah. Dan dianggap tercela jika yang dilakukan adalah larangan-nya. Didalam setiap diri manusia pasti memiliki dua akhlak ini. karena sudah di nash didalan Al-Qur’an surah As-Syams ayat 8
فَأَلْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَ تَقَواَها
Artinya : maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya
maksudnya adalah Setelah Allah menyempurnakan penciptaan jiwa manusia kemudian Allah mengilhamkan kepada manusia jalan kejahatan dan ketakwaannya. Disini dengan jelas telah disebutkan bahwa Allah memberi manusia dua sifat sekaligus.
Atau lebih jelasnya sisi buruk dan sisi baik. Kita sesama manusia saja lebih memilih bergaul dengan orang yang baik. Lalu apa alasan kita untuk tidak megajarkan anak didik kita pendidikan karakter dengan baik dan benar?. Sehingga untuk kedepannya manusia harus berusaha bagaimana caranya sisi baiknya mendominasi setiap sisi kehidupannya. Jiwa manusia bisa menjadi baik atau buruk tergantung mana yang dipilihnya.
Penggalan dari ayat diatas juga menunjukkan betapa pentingnya pendidikan karakter, lebih-lebih bagi anak usia dini. Dimana peran pendidikan pada masa ini akan lebih berpengaruh bagi anak kedepannya. Jika sedari kecil pendidikan karakter anak sudah baik maka ketika besar anak akan menjadi pribadi yang baik pula.
Contoh sederhana membiasakan minum dengan duduk dan menggunakan tangan kanan. Sebenarnya bukan hal yang serius tetapi hal-hal ini adalah termasuk sunnah nabi Muhammad S.A.W.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan pendidikan karakter adalah tranformasi sikap dan tingkah laku seseorang agar memiliki sifat atau budi pekerti luhur sehingga bisa hidup lebih pantas di pandang sesama manusia maupun tuhannya.
Hampir semua ahli pendidikan islam sepakat tentang pentingnya pendidikan karakter. Salah satu imam yang banyak membahas seputar pendidikan karakter adalah imam Al-Ghazali dalam salah satu kitab karangannya yang berjudul Ayyuhal Walad.
Konsep pendidikan menurut imam al-Ghazali pada kitab ini, bersumber pada empat hal: pertama, pendidikan hendaknya sesuai dengan tujuan diutusnya Rasulullah Saw, yaitu untuk menyempurnakan akhlaq. Sebagaimana hadits nabi yang berbunyi:
انما بعثت لأتمم مكارم الاخلاق
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”
Sehingga materi, tujuan serta praktek pendidikan dibuat agar membangun kepribadian seseorang yang berakhlakul karimah.
Kedua, program studi pendidikan harus dapat memaksimalkan segala kemampuan yang ada pada seorang anak.
Ketiga, pendidikan akhlaq adalah pendidikan terpadu yang memerlukan kerjasama yang mampu melatih anak. Berarti bukan hanya diajarkan secara teori kepada anak tetapi juga harus dicontohkan dengan praktek yang berulang-ulang.
Keempat, sifat pendidikan akhlaq hendaknya menyentuh batiniyah anak yang dididik (Kurniawan 2018). Yang diharapkan dari pendidikan khususnya pendidikan karakter adalah terbentuknya sifat insan kamil pada pribadi seorang muslim. Yaitu sifat beriman, bertaqwa, berilmu, berarakhlak kepada Allah S.W.T maupun kepada sesama manusia.
Penulis : Askinna Fi Rahmatika (Mahasiswi Prodi PAI Fak. Tarbiyah IAI Syarifuddin)