Dengan begitu harapannya peserta didik mempunyai kemampuan yang mandiri serta akhlak mulia yang akan terwujud pada sikap kesehariannya.
Untuk lingkungan sekolah pendidikan karakter akan efektif apabila terdapat kerjasama antara warga sekolah seperti siswa, para guru, kepala sekolah, dan tenaga non-pendidik. Sekolah, Madrasah, dan tempat lainnya yang berhubungan dengan pendidikan tidak harus dilakukan di tempat itu juga, melainkan di rumah bisa tetapi harus didampingi oleh kedua orang tua atau saudara keluarga, atau di masyarakat.
Program prioritas Presiden Joko Widodo salah satunya yaitu penguatan karakter. Pendidikan karakter mendapatkan porsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan pendidikan yang mengajarkan pengetahuan.
Hal tersebut merupakan bukti bahwa pendidikan karakter menjadi hal yang utama dalam pendidikan untuk siswa maupun mahasiswa. Ditanamkannya pendidikan karakter sejak masa sekolah dapat membentuk insan pendidikan menjadi berkualitas tetapi tetap mempunyai akhlak yang baik.
Maka dari itu peran guru sangat berpengaruh dalam membentuk pendidikan karakter terhadap peserta didik, salah satunya memasukkan nilai-nilai pendidikan karakter yang sederhana tapi sangat berpengaruh dalam perkembangannya misal tanggung jawab dan jujur.
Pendidikan karakter ini tidak bisa dilakukan dengan menggunakan metode-metode seperti yang dipelajari atau berdasarkan aturan-aturan.
Menurut Islam tujuan pokok pendidikan karakter salah satunya untuk memiliki etika dengan membentuk kepribadian anak didik tersebut, dan memiliki jiwa berbudaya yang baik dalam mewujudkan kehidupannya.
Tindakan moral, sopan santun, perilaku baik sangat penting dalam mengembangkan pendidikan karakter pada peserta didik.
Pendidikan karakter dalam Islam berbentuk moral atau akhlak yang sudah pada zaman Nabi Muhammad SAW buktinya bisa dilihat dari keberhasilan beliau merubah kaum jahiliyah menjadi kaum yang berakhlakul karima sampai sekarang dan menjadikan jiwa berbudaya menjadi berperadaban.
Dalam perseptif Islam pondasi moralitas peserta didik akan dibangun kembali tujuannya untuk menumbuhkan manusia yang mulia, bermanfaat untuk sesama makhluk hidup.
Berdasarkan beberapa sudut pandang dalam Islam, karakter bisa diartikan akhlak dengan begitu watak dan perilaku manusia mempunyai hubungan yang erat.
Seperti jika watak manusia terbentuk karena pengalaman atau pendidikan yang diperoleh buruk, maka perilaku akan mengikuti hal buruk tersebut begitu sebaliknya. Jadi kita sebagai peserta didik selain dapat bimbingan dari pendidik tentang pendidikan karakter, kita harus juga bisa memilih atau membedakan pengalaman mana yang baik dan buruk.
Pendidikan karakter bisa dilihat dari profil Nabi Muhammad SAW sebagai tauladan untuk semua umatnya sepanjang zaman. Sebuah peradaban yang maju dan damai terjadi karena masyarakat memiliki karakter yang tinggi.
Perubahan sikap atau perilaku manusia pada umumnya menjadi sikap yang dikehendaki oleh Islam adalah tujuan yang harus kita pelajari dan lakukan dengan begitu akan terbentuk sikap yang memiliki ciri kepribadian muslim.
Dalam pendidikan karakter nilai-nilai Islami yang dapat dikembangkan yaitu arus aqidah, ibadah, syariah, dan akhlak dan Insan Kamil, Ulul albab, Kholifah fil-Ardl.[2]
Nilai karakter dalam QS. Luqman ayat 12-14 yaitu dengan mempunyai karakter hikmah sangat berpengaruh dan memiliki ilmu didalamnya serta diharuskan untuk mengamalkan ilmu tersebut kepada masyarakat. Dalam kehidupan manusia, karakter atau akhlak memiliki tingkatan yang tinggi di dalam Islam dan bisa dilihat dari firman Allah SWT di Al-qur’an surat An-Nahl ayat 90.
Penulis : Desy Sukmasari, Mahasiswi Prodi PAI Fak. Tarbiyah IAI Syarifuddin
[1] A Yusuf, “Pengertian Pendidikan Karakter,” Journal of Chemical Information and Modeling 53, no. 9 (2015): 1689–99.
[2] Muhsinin Muhsinin, “Model Pendidikan Karakter Berbasis Nilai-Nilai Islam Untuk Membentuk Karakter Siswa Yang Toleran,” Edukasia : Jurnal Penelitian Pendidikan Islam 8, no. 2 (2013): 205–28, https://doi.org/10.21043/edukasia.v8i2.751.