Indonesia adalah Negara yang budayanya kental, yang menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan local. Nilai tersebut selalu ingin dijaga dan dipertahankan Indonesia sebagai Negara yang berbudaya. Untuk itu perlu individu atau warga Indonesia berpendidikan karakter yang dapat menjaga nilai-nilai keluhuran.
Apa sih yang dimaksud pendidikan karakter? Sebelum ke inti pembahasan, kita akan membahas apa yang dimaksud pendidikan karakter terlebih dahulu. Sebelum memahami istilah tersebut, kita perlu memahami arti dari kata pendidikan dan karakter.
Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran mencari ilmu pengetahuan untuk peserta didik agar mengasah dan mengembangkan potensi dirinya agar memiliki kepribadian yg aktif, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), karakter adalah watak, sifat-sifat kejiwaan, moral yang menjadikan seseorang berbeda dengan yang berkarakter baik dan juga yang berkarakter buruk, yang bermoral dan tidak bermoral.
Kemudian, apa yang dimaksud pendidikan karakter? Pendidikan karakter adalah suatu usaha manusia mengajar dan memantapkan bakat anak untuk melatih karakter yang baik, agar menjadi pribadi yang lebih baik di lingkungan masyarakat.
Agar lebih memahami pendidikan karakter, dibawah ini akan membahas pendidikan karakter menurut para ahli:
Menurut Lickona (1991) seperti yang ditulis gunawan (2012) pendidikan karakter adalah pengajaran karakter anak yang hasilnya tampak nyata dalam tindakannya, seperti akhlak yang baik, sopan, bertanggung jawab, menghormati yang lebih tua begitupun sebaliknya, pribadi yang bekerja keras dan lain sebagainya.
Jessup (1996 dalam Hermino, 20014) juga menulis yaitu “Fungsi utama pendidikan di masyarakat adalah membentuk generasi penerus bangsa yang baik sehingga siap untuk menghadapi generasi yang akan mendatang.
Seperti yang kita tahu sekarang ini Indonesia masuk ke era globalisasi. Globalisasi sendiri merupakan perubahan global yang melanda seluruh dunia. Dampak yang terjadi sangatlah besar di berbagai aspek kehidupan. Baik dibidang pendidikan, ekonomi, social, politik, teknologi, lingkungan, budaya, dan sebagainya. Sekarang ini teknologi semakin maju, bagai dijajah oleh teknologi. Anak-anak zaman sekarang sedari kecil telah dibekali teknologi oleh orang tua, misalnya gadget.
Agar pendidikan karakter yang dibekali guru tidak sia-sia, maka peran orang tua di rumah juga sangat penting untuk mengawasi anak agar tidak melonjak ke hal-hal yang negative. Seperti membatasi anak bermain gadget, memantau anak di social media dan lain sebagainya. Takut hal yang tidak diinginkan terjadi, seperti anak-anak mengakses situs dewasa. Maka penting bagi orang tua atau keluarga sesekali mengajak anak untuk bersosial.
Yang akan dibahas pada artikel ini yaitu pendidikan karakter di era globalisasi. Pendidikan karakter sangat penting bagi seluruh masyarakat, karena pendidikan tidak hanya tentang mengajarkan materi. Peran guru sangat dibutuhkan disini untuk membentuk karakter pada anak didik, intinya pendidikan karakter adalah adalah membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, berjiwa politik, bergotong royong, berkembang dinamis dan sebagainya.
Bapak presiden pertama Republik Indonesia, dalam perkembangan negaranya, menyatakan bahwa: “Negara ini harus dibangun dengan mengedepankan pendidikan karakter, karena hal tersebut penentu bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih maju, besar, serta berpamor, jika tidak maka Indonesia akan menjadi buruh”
Lembaga pendidikan suatu system social sebagai cara untuk menanamkan nilai-nilai keluhuran yang ada di masyarakat. Salah satu pendidikan efektif untuk membangun pendidikan karakter anak yaitu lembaga pendidikan di pondok pesantren.
Kenapa pesantren? Karena dipesantren anak dibekali ilmu agama yang kental dan kuat. Pesantren meminimalisir rusaknya moral atau karakter. Pesantren membekali anak bagaimana cara berperilaku yang baik kelak ketika terjun dilingkungan masyarakat yang sesungguhnya.
Di pesantren anak dilatih untuk mandiri dan bersosial seperti halnya lingkungan masyarakat, anak akan mempelajari arti sabar dalam kehidupan dan tentunya akan berakhlak mulia. Karakter anak juga tergantung lingkungan, lingkungan yang baik akan mengahasilkan karakter yang baik pula begitupun sebaliknya.
Adapun kegiatan positif yang biasa dilakukan anak di pesantren yaitu belajar, belajar dapat menimbulkann perubahan ketika anak selalu mengulang pelajaran yang sudah dipelajarinya dan istiqomah, maka akan lebih paham dan membuka wawasan-wawasan baru.
Kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan anak pesantren biasanya mengaji Al-Qur’an dan kitab, sholat 5 waktu secara berjama’ah, musyawarah dan lain sebagainya. Tidak heran jika anak pesantren ilmu agamanya sangat mendalam disebabkan hal-hal tadi.
Penulis: Dini Fauziyah (Mahasisiwi Prodi PAI Fak. Tarbiyah IAI Syarifuddin)