Berbicara tentang Pendidikan Karakter anak tentunya tak luput dari anak yang memiliki karakter dan orang yang membimbing dan membantu membangun karakter pada anak. Hal tersebut tidak luput dari campur tangan orang tua, guru, dan lingkungan, apalagi pada era modern seperti ini tentunya gadget juga berpengaruh dalam membangun karakter pada anak.
Pengertian karakter adalah watak atau sikap, jiwanya, kepribadiannya, perilakunya, dan watak. Pengembangan anak usia dini merupakan aset tanah air, apabila ingin membangun dan mengembangkan negara menjadi lebih baik, Integritas, dan watak yang kokoh, maka dimulailah sejak kecil.
Orang tua berperan penting untuk mengembangkan potensi diri pada anak dikarenakan orang tua adalah objek pertama yang di temui oleh anak dalam lingkungannya, orang tua perlu sadar bahwa pentingnya pendidikan anak usia dini, dikarenakan pada periode ini perkembangan anak bertumbuh semakin pesat.
Pendidikan ini sebaiknya diajarakan ketika anak amsih berusia 0- 6 tahun, dimana usia ini merupakan masa ke emasan pada anak, 80% kecerdasan anak akan menentukan kecerdasan dimasa dewasa, dan selebihnya 20% kecerdasannya diperoleh saat dewasa.
Pendidikan karakter yang dirumuskan di dalam deklarasi Aspen adalah sebagai nilai etis dari masyarakat yang demokratis, seperti hormat, bertanggungjawab, dapat dipercaya,adil,dan peduli nilai-nilai kemasyarakatan dan kewarganegaraan.[1]
Budaya Modernsasi yang masuk ke ranah lingkup Negara Indonesia mempengaruhi banyak hal termasuk dalam ranah lingkup seni musik. Seringkali terjadi bahwa musik-musik barat lebih mendominasi pada anak-anak pada saat ini, tak hanya itu, musik seperti dj, dangdut, dan lainnya yang mengandung unsur lebih ke orang dewasa seringkali di dengarkan oleh anak usia dini.
Hal itu dikarenakan biasanya dari lingkungan sekitar yang mungkin sering menyetel atau mendengarkan musik dangdut, dj, dan lain sebagainya, dan hal ini biasanya gampang ditiru oleh anak-anak. Mengamati persoalan ini, maka diberlakukanlah penghimbauan, yaitu melalui media musik.
Salah satunya dengan memberikan kesempatan berkenalan dengan musik-musik daerah,tradisi daerah dan keberagaman yang unik dari Indonesia, dari hal ini anak akan lebih tertarik dan memiliki rasa penasaran yang cukup antusias.
Isma’un (2014) menjelaskan pada zaman dahulu, pada saat malam padhang “terang bulan”, anak-anak biasanya bergembira, menyayi dan melenggangkan tubuhnya (menari) dengan beberapa tembang yang lirik- lirik lagu yang biasa mereka dengarkan melalui orang tua mereka yang mengajarkan musik daerah.
Tak hanya lagu, kita juga bisa mengajarkan atau memperkenalkan alat musik tradisional atau mainan tradisional. Alasan guru atau pendidik lebih memilih lagu tradisonal adalah karena liriknya yang mudah dihafal, liriknya yang pendek dan juga sederhana.
Saat mengenalkan lagu ke anak,jangan lupa ikut sertakan makna yang terkandung didalamnya melalui hal ini kita bisa mengajarkan anak untuk bisa bersikap dan berperilaku sesuai dengan umurnya.Misalnya lagu “Rek Ayo Rek” berasal dari daerah Jawa Timur yang menceritakan tentang kesenangan atau kegembiraan anak waktu libur telah tiba,dan lagu “Ampar-Ampar Pisang”.
Lagu ini berasal dari Kalimatan Selatan yang memiliki makna atau tujuan untuk menakut-nakuti anak yang suka mencuri,karena hal itu tidak baik dan tidak patut untuk ditiru. Hal yang lebih mengesankan adalah dimana anak-anak melewati dan mengalami dengan riang gembira di masa kecilnya.
Faktor atau penyebab yang membuat kurang maksimal di bidang akademik yang bersifat ilmiyah ini yaitu rasa percaya diri, beradaptasi, pola berpikir, rasa peduli, hal ini tidak hanya bertumpu pada kecerdasan pada otak anak, namun juga dalam karaakter pada anak.
Berbeda hal nya dengan zaman sekarang ini, anak zaman sekarang sudah tidak dapat menikmati masa bermain yang menyenangkan dengan teman-temannya dikarenakan dolanan anak jaman sekarang adalah gadget. Pastinya ini sangat berpengaruh pada perkembangan kepribadian.
Tidak hanya kepribadian tetapi juga sikap yang lebih sering dilakukan ketika anak mengisi hari-harinya dengan beraktivitas di dunia maya.Mereka lebih condong dan cenderung memilih bermain game online yang tersedia di gadgetnya yang kemudian berdampak pada aktivitasnya yang hanya rebahan atau duduk sembari bermain gadget.
Kondisi inilah yang membuat anak lebih cenderung pasif dan tidak melakukan hal-hal yang bisa membuat lebih berkeringat atau bergerak. Pentingnya Pendidikan Karakter pada Anak Usia Dini ini ditegaskan oleh UU Sisdiknas tahun 2003 yang bermaksud agar pendidikan tidak hanya bertumpu pada warga Indonesia yang pintar, berpendidikan, berwawasan luas, cerdas, namun juga kepribadian yang berkarakter dan lebih kreatif.
Pada gilirannya nanti lahirlah generasi yang cerdas dan bisa meneruskan pendidikan di Negara ini yang berlandaskan nilai norma pancasila, bangsa serta agama.
Membentuk karakter di ibaratkan mengukir diatas batu yang keras. Dari sini kemudian di asah dan dikembangkan, kemudian berkembang. Pengertian karakter inilah yang diartikan sebagai perilaku.
Sedangkan Pendidikan adalah proses penggabungan nilai nilai-nilai budaya kedalam kepribadian diri seseorang atau anak menjadi beradab.Pendidikan karakter yang ada di sekolah juga berkaitan dengan proses pengembangan sekolah.
Pengembangan atau proses yang dimaksud adalah bagaimana pendidikan karakter dilaksanakan atau dijalankan dan dikembangkan dalam kegiatan yang berkaitan dengan sekolah.Pengelolaan ini mencakup nilai yang perlu ditanamkan pada anak, beban kurikulum, pembelajaran, penilaian pada pendidik, dan pada tenaga kependidikan.
Penulis : Juhairiyah, Mahasiswi IAIS PAI-D 2020
[1] Rika Devianti, Suci Lia Sari, and Indra Bangsawan, “Pendidikan Karakter Untuk Anak Usia Dini R. Devianti,” MITRA ASH-SHIBYAN: Jurnal Pendidikan Dan Konseling 3, no. 02 (2020): 67–78, https://doi.org/10.46963/mash.v3i02.150.